a. Perisai berbentuk segi lima,
melambangkan falsafah/dasar Negara Pancasila;
b. Bintang bersudut lima, di atas dasar abu-abu
melambangkan jiwa masyarakat yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa (Mula Jadi Na
Bolon);
c. Pohon beringin yang rindang dengan
akar tunjang/gantung melambangkan kebesaran jiwa/rohaniah masyarakat yang
berpegang kepada musyawarah untuk mufakat secara luas/umum, berterus terang dan
melaksanakan keputusan secara kegotongroyongan yang dinamis;
d. Segitiga sama kaki, menggambarkan
makna “Dalihan Na Tolu” (tiga tungku) yang menggambarkan ciri khas dari tata
hidup masyarakat yang dalam hal mengambil tiap keputusan mengenai sesuatu yang
menyangkut pihak lain selalu dilandasi oleh hasil mufakat secara kekeluargaan;
e. Timbangan, melukiskan
sifat/melambangkan tata hukum masyarakat yang mengabdi kepada norma-norma Hukum
dan Keadilan, menjauhkan sifat-sifat “Pajolo Gogo” (mengutamakan kekuatan),
“Papudi Uhum” (tidak mengutamakan hukum);
f. Pedang “Gaja Dompak”, melambangkan
pedang sakti Pahlawan Nasional Raja Sisingamangaraja, demikian juga “Bambu
Runcing” melambangkan kebulatan tekad dan semangat perjuangan masyarakat
melawan/menentang kolonialisme, imperialisme, komunisme dalam segala bentuk,
sekaligus melambangkan sikap tegas menghadapi kawan maupun lawan dalam membela
dan memperhatikan Pancasila;
g. Lukisan Rumah Batak, “Ulos
Batak/Ragi Idup dan Tunggal Panaluan”, melambangkan kekayaan, kebudayaan
yang tinggi dari masyarakat sejak dahulu kala, baik di bidang kesenian maupun
kepercayaan;
h. Lukisan Pemandangan Indah, yang
terlukis dengan gunung-gunung dan pegunungan-pegunungan, sawah/ladang,
perkampungan-perkampungan, jalan-jalan lalu lintas, danau serta air terjun,
memperlihatkan daerah Tapanuli Utara sebagai suatu daerah yang indah permai dan
termahsyur keindahan alamnya dengan Danau Toba;
i. Untaian Padi-Kapas, melambangkan
cita-cita hidup dari masyarakat untuk berperikehidupan yang luhur mencapai
suatu masyarakat sentosa, makmur dan bahagia, cukup sandang dan pangan;
j. Lukisan Batang Padi dengan 45
bulir dan Batang Kapas dengan 17 buah kuntum kapas yang dirangkaikan
oleh sebuah pita dengan 8 jalur, semuanya mengingatkan hari keramat
Proklamasi Kemerdekaan RI, 17 Agustus 1945;
k. Tulisan/sebutan “Tano Batak”,
menunjukkan suatu daerah yang dalam tata negara disebut Tapanuli Utara dalam
lingkungan Republik Indonesia, hal yang mana dipertegas dalam tulisan pita yang
merangkai Padi dan Kapas;
l. Kalimat “Arga Do Bona Ni Pinasa”
dalam aksara Batak dan bahasa daerah yang dilukiskan di dalam “Ulos Ragi
Idup”, mengandung pengertian kecintaan/kesetiaan terhadap pusaka yang
diwariskan secara turun-temurun oleh nenek moyang.
Komentar
Posting Komentar